Sunday, June 30, 2013

Pupuk dan Pemupukan



PUPUK DAN PEMUPUKAN
KELAPA SAWIT
PUPUK :
1. Setiap bahan yang diberikan kedalam tanah atau disemprotkan ke tanaman untuk menambah unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
2. Suatu bahan yang diberikan sehingga dapat mengubah keadaan fisik, kimia dan biologi tanah agar sesuai dengan tuntutan tanaman.
PEMUPUKAN :
Setiap usaha pemberian pupuk yang bertujuan menambah persediaan unsur2 hara yang dibutuhkan tanaman untuk meningkatkan produksi dan mutu hasil tanaman.
KUNCI SUKSES PEMUPUKAN  :
1. Pemupukan 4 TEPAT : Tepat Jenis, Dosis, Waktu dan Cara.
2. Efisiensi Pemupukan perlu terus ditingkatkan.
3. Pemilihan pupuk yang lebih ekonomis.
4. Pemanfaatan bahan organik : untuk meningkatkan kondisi kimia   / fisik tanah dan meningkatkan efektifitas ketersediaan hara tanah.
5. Pelaksanaan kultur teknis yang mendukung efektifitas pemupukan : penggunaan bahan tanam yang baik, pelaksanaan penunasan / piringan  pohon / pengendalina hama, penyakit dan gulma.(HPG) yang sesuai dan pengawetan tanah dan air
    yang baik.
 Sasaran akhir pemupukan
Produksi Yang Tinggi Merupakan Tujuan Dari Pelaksanaan Pemupukan.

Interaksi Faktor – Faktor Produksi ;
Produksi Tanaman Kelapa Sawit merupakan hasil interaksi berbagai faktor, yaitu :
Bahan Tanam, Tanah, Iklim (curah hujan, suhu, cahaya), Kultur Teknis, Pemupukan dan  Pengelolaan Panen.
Pemupukan merupakan salah satu faktor utama yang menentukan produktifitas tanaman. Agar mencapai sasaran, pemupukan harus didukung dengan pelaksanaan kultur teknis yang tepat.

Beberapa Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Efisiensi Pemupukan
          1. Penempatan pupuk.
          2. Waktu aplikasi.
          3. Keseimbangan hara.
          4. Kondisi gulma.
          5. Adanya serangan hama / penyakit.
          6. Jumlah pelepah.
          7. Keadaan bangunan konservasi (tapak kuda,tapak timbun).
          8. Keseragaman tanaman.

smt 2 Konserfasi tanah dan air



KONSERVASI TANAH DAN AIR
Pendahuluan :
  Tanah dan air à sumberdaya alam yang paling fundamental bagi manusia.
  Tanah à bahan pangan, sandang, papan, tambang dan tempat beraktifitas
  Tanah à campuran partikel mineral dan organik    dengan   berbagai    ukuran    dan   komposisi.
  Tanah à air,  unsur hara,  dan  oksigen bagi tanaman
  Luas  seluruh   laban  di  atas permukaan  bumi kurang lebih 148 juta km2 atau 14.800 juta hektar, sekitar 29% dari luas  seluruh   permukaan   planet  bumi  kita  ini. 
  Jadi  sebagian  besar  (71%)  dari permukaan  bumi kita ini  berupa air, terutama  laut (Buringh,  1979). 
  Dari sejumlah 14.800  juta  hektar  tersebut  hanya  13.400  juta  hektar  yang  dapat  dimanfaatkan langsung untuk keperluan hajad hidup manusia dan binatang darat  sisanya sebanyak 1.400  juta  hektar tertutup  es abadi.
  Lahan  yang dapat  digunakan  untuk lahan pertanian (bercocok tanam) hanya 3.400 juta hektar
  Air à sumber kehidupan, manusis butuh 2,5 – 3 lt / hari
  Manusia bisa bertahan hidup 2-3 minggu tanpa makan, tapi hanya 2-3 hari tanpa air minum
  Kebutuhan air konsumsi semakin meningkat seiring jumlah penduduk.
  Kualitas air semakin berkurang karena polusi /pencemaran
  Tekanan terhadap lahan/tanah semakin meningkat karena :
      Kebutuhan pangan
      Kebutuhan papan/perumahan
      Kebutuhan industri
à Terjadi alih fungsi lahan pertanian
  Produktivitas tanah semakin menurun, tekanan semakin meningkat à EROSI tanah semakin tinggi
  Erosi berdampak negatif à pengurangan ketersediaan air, nutrisi, bahan organik, dan menghambat kedalaman perakaran



Pendekatan dasar dalam konservasi tanah dan air adalah sebagai berikut:
1.    Menyediakan   penutup   tanah   dengan  tanaman   atau  mulsa   agar  tanah terlindung dari pukulan hujan langsung. 
2.    Memperbaiki dan menjaga kondisi tanah agar tanah tahan terhadap penghancuran dan pengangkutan, serta meningkatkan kapasitas infiltrasi.
3.    Mengatur  aliran  permukaan  sedemikian  rupa  sehingga  mengalir  dengan energi yang  tidak merusak, dengan cara (1) mengurangi aliran permukaan. (2) menahan aliran permukaan,  dan (3) mengendalikan aliran permukaan.
4.    Meningkatkan efisiensi penggunaan air.
5.    Menjaga kualitas air. 
6.    Mendaur ulang  air.
MEKANISME DAN BENTUK EROSI
  Erosi tanah terjadi melalui tiga tahap, yaitu
      tahap pelepasan partikel tunggal dari massa tanah
      tahap pengangkutan  oleh media yang erosif seperti aliran air dan  angin.
      pada  kondisi  dimana  energi  yang  tersedia  tidak  lagi  cukup  untuk mengangkut partikel, maka akan terjadi tahap yang ketiga yaitu tahap pengendapan.
Bentuk Erosi :
      Erosi percikan (flash erosion)
      Erosi aliran permukaan (overland flow erosion)
      Erosi alur (rill erosion)
      Erosi parit/selokan (gully erosion)
      Erosi tebing (stream bank erosion)
      Erosi internal (internal or subsurface erosion)
      Tanah longsor (land slide).
1)    Erosi percikan adalah terlepas dan terlempamya partikel-partikel tanah dari massa tanah akibat pukulan butiran air hujan secara langsung.
    Proses erosi percikan terdiri-dari  tiga tahap, yaitu :
      (a) terjadinya penggemburan yang cepat pada permukaan tanah sehingga kohesinya menurun, akibatnya laju erosi percikan akan meningkat;
      (2) terjadinya pemadatan permukaan akibat  pukulan  butir  air hujan sehingga  terbentuk  lapisan  kerak (crust) tipis  yang akan menurunkan jumlah partikel tanah yang terlempar ke udara dan meningkatkan partikel yang terlepas baik oleh percikan air hujan maupun oleh adanya aliran permukaan   itu  sendiri
      (3) terjadinya turbulensi aliran permukaan yang mampu mengangkut sebagian lapisan kerak pada permukaan tanah
2)    Erosi Aliran Permukaan
  Erosi  aliran  permukaan  akan  terjadi  hanya  dan  jika  intensitas  dan/atau lamanya   hujan  melebihi   kapasitas   infiltrasi   atau   kapasitas   simpan   air   tanah.  Mengingat bahwa aliran permukaan terjadi tidak merata dan arah alirannya tidak beraturan,  maka  kemampuan  untuk  mengikis  tanah  juga  tidak  sama  atau  tidak merata untuk semua tempat.
3) Erosi alur
  Erosi alur terbentuk pada jarak tertentu ke arah bawah lereng  sebagai akibat  terkon-sentrasinya aliran  permukaan sehingga membentuk alur-alur kecil.
  Jika alur-alur yang terbentuk merupakan alur baru, maka alur-alur tersebut tidak selalu saling berkaitan dengan alur yang terbentuk sebelumnya.
 3) Erosi Parit
  Proses terjadinya erosi parit, atau yang dikenal juga sebagai ravine, sama dengan erosi alur, sehingga pada mulanya erosi parit ini dianggap sebagai perkembangan lanjut  dari  erosi  alur
  Proses pembentukan parit dimulai dengan pembentukan depresi (depression) pada lereng sebagai akibat adanya  bagian lahan yang gundul atau tanaman penutupnya jarang akibat pembakaran atau perumputan.  
  Air permukaan terkonsentrasi pada bagian ini   sehingga depresi makin  membesar dan beberapa depresi menyatu dan membentuk saluran baru.
  Erosi terkonsentrasi pada kepala depresi   dimana dinding yang hampir tegak yang dilewati aliran air.
5) Erosi Tebing Sungai
  Erosi tebing sungai adalah erosi yang terjadi akibat pengikisan tebing oleh air yang mengalir dari bagian atas tebing atau oleh terjangan arus air sungai yang kuat terutama pada tikungan-tikungan.
Erosi tebing akan lebih hebat jika tumbuhan penutup tebing telah rusak atau pengolahan lahan terlalu dekat dengan tebing.