Tuesday, July 2, 2013

Dasgro_ Perbanuyakan tanaman



PERBANYAKAN TANAMAN
A.      UMUM
        Perbanyakan tanaman dapat  berlangsung 2 cara,yaitu:
·         Secara sexual (generative/secara kawin)
·         Secara non sexual (vegetative/secara tidak kawin)
            Perbanyakan secara generative yaitu sebagai hasil dari perkawinan antara 2 individu atau bagian dari individu yang terpisah,sehingga sifat-sifat dari orang-orang tuanya bercampur. Misalnya:dengan spora,dengan biji.
        Perbanyakan secara generative yaitu perbanyakan dengan memakai bagian dari tanaman,terbagi menjadi:
·         Perbanyakan tanaman tanpa perbaikan dengan organ-organ khusus.
·         Perbanyakan tanaman secara buatan tanpa perbaikan
·         Perbanyakan tanaman secara buatan dengan perbaikan
        Kebaikan –kebaikan dari perbanyakan secara generative adalah:
·         Paling mudah dan murah
·         Biasanya lebih sehat,produksi lebih banyak dan hidup lebih lama
·         Memungkinkan adanya perbaikan-perbaikan lewat persilangan baru.
·         Benihnya lebih mudah disimpan dan dikirimkan
·         Tanaman mempunyai perakaran tunggang yang dalam sehingga tahan kekeringan pada musim kemarau dan tahan rebah.
Kebaikan  dari perbanyakan secara vegetative adalah:
·         Dilaksanakan pada tanaman yang tidak dapat menghasilkan biji.
·         Sifat dalam yang baik dapat diturunkan kepada tanaman yang baru.
·         Lebih lekas menghasilkan
·         Lebih murah.
·         Dapat dipakai untuk menggabungkan sifat-sifat yang baik dari perakaran dan batang dari suatu tanaman,yaitu dengan okulasi dan enten.
B.      PERBANYAKAN TANAMAN SECARA KAWIN
          pada umumnya turunan generative jarang sekali serupa dengan pohon induknya,hanya sedikit sekali tanaman yang homozygote. Selain itu turunan generative tumbuhnya lambat,hingga lambat pula berbuah.
         Dalam beberapa hal dapat juga dipertimbangkan perbanyakan tanaman secara generative,yaitu apabila:
·         Kita menghendaki tanaman yang kuat dan panjang umurnya,misalnya:
-          Yang berasal dari biji masih dapat berbuah bagus pada umur 30-40 tahun.
-          Manggis masih lebat buahnya pada umur 60 tahun.
·         Tanaman itu homozygote,yaitu turunannya serupa dengan pohon induknya,
-          Misalnya duku,sirsak,jambu bol,srikaya dan advokat.
-          Pohon advokat yang berasal dari biji lebih kuat dari pada okulasi,sedangkan berbuahnya hanya 1 tahun lebih lambat.
·         Tanaman itu apogamic,yaitu bunganya hanya terdiri dari bakal buah dan kelopak bunga dan tidak bertepung sari,namun dapat menurunkan turunan fertile (subur),
-          Misalnya: manggis
·         Tanaman itu polyembrional,yaitu sebuah bijinya mengandung dari satu  lembaga (embrio),acapkali 2 a 3 atau kadang-kadang lebih,misalnya:jeruk,mangga,dan jambu bol.
-          Karena cadangan makanan yang tidak cukup untuk beberapa lembaga tadi,maka lembaga hasil persarian akan tumbuh tidak sempurna
-          Sedangkan lembaga-lembaga lainnya akan tumbuh subur karena terjadi dari pertumbuhan sel-sel biasa dari pohon induk,maka dari itu sifatnya sama dengan pohon induk.
-          Ini sama dengan sifat-sifat pada cangkok,okulasi dan stek
C.      PERBANYAKAN TANAMAN TANPA PERBAIKAN DENGAN ORGAN-ORGAN KHUSUS
1.       Stolon atau geragih
       Geragih (stolon=flagellum) atau cabang merayap ialah cabang-cabang kecil dan panjang yang mendatar dan mengeluarkan akar-akar serta tunas-tunas dari buku-bukunya,sehingga terjadi tanaman baru.
 Geragih ada 2 macam:
·         Ada yang di atas tanah,
-          Misalnya:aardbei (fragaria vesca)
·         Ada yang ada di dalam tanah,misalnya:
-          Teki (cyperus rotundus)
-          Sisal (agave)
2.       Umbi batang
              Umbi batang adalah batang di bawah tanah yang menebal dengan daun-daun berbentuk sisik. Dalam ketiak daunnya terdapat mata yang dapat tumbuh menjadi tanaman baru. Misalnya ubi jalar dan kentang.
              Umbi batang berbeda dengan umbi akar,yaitu:bagian-bagian akar yang menebal ,tanpa sisik atau mata,sehingga tidak dapat dipergunakan untuk memperbanyak tanaman. Misalnya ubi kayu dan dahlia
             Umbi bataaang dapat dipergunakan seluruhnya atau dapat dipotong-potong dengan satu mata setiap potongan. Sebelum ditanam potongan-potongan umbi dibiarkan beberapa hari dulu supaya bidang-bidang luka tertutup dengan lapisan gabus dan supaya umbinya bertunas terlebih dahulu sehingga resiko karena lamanya di dalam tanah akan berkurang dan tanaman rata tumbuhnya. Umbi batang dapat disimpan lama.
              Untuk bahan tanaman yang lebih baik dipakai umbi yang sedang besarnya,karena:
·         Umbi yang terlalu kecil kurang banyak cadangan makanannya.
·         Umbi yang terlalu besar yang mempunyai cadangan makanan banyak,menyababkan tanaman muda terlambat membentuk akar sendiri.
3.       Bulbus dan suing     
        Bulbus atau umbi lapis adalah bagian batang di dalam tanah yang sangat pendek dan mempunyai daun-daun tebal berbentuk sisik yang berdaging. Pada ujung bawah terdapat akar-akar dan atasnya tumbuh batang. Di ketiak sisiknya dapat tumbuh umbi-umbi baru yang disebut bulbulus atau suing.
Contoh:bawang dan gladiol.
Dalam keadaan kering umbi lapis dapat disimpan lama.
4.       Bulbil atau tunas-tunas biak
        Bulbil atau tunas-tunas biak adalah sebenarnya semacam  umbi lapis yang istimewa,yaitu: tumbuh di atas tanah pada tangkai bunga dan setelah jatuh di atas tanah keluar akarnya.
Misalnya: agave
        Dari satu tanaman dapat dihasilkan bulbil yang banyak sekali dan dapat dipelihara di persemaian terlebih dahulu.
5.       Anakan
       Pada tanaman tertentu pada mata yang terdapat di bagian terbawah dari batang,sering tumbuh tanaman baru dengan akar   sendiri. Akhirnya tanaman baru ini lepas dari induknya. Tanaman baru ini disebut:anakan
       Satu kumpulan batang dari anakan-anakan yang berasal dari satu tanaman induk disebut rumpun (dapur).contohnya: bamboo,tebu dan pisang.
       Pada tanaman/tumbuhan kecil kumpulan batang ini disebut anakan pol. Contohnya: rumput gajah.
      Anakan ini dapat ditanam sendiri menjadi tanaman yang baru dan dapat membentuk anakan lagi. Pembentukan anakan akan berhenti setelah tanaman tersebut kekurangan tempat.
6.       Akar tinggal
      Akar tinggal atau rhizome disebut juga akar rimpang atau akar tongkat
      Akar tinggal sebenarnya adalah batang yang umunya panjang,berbentuk tongkat dan berada di dalam tanah seperti akar. Perbedaan akar tinggal dengan akar biasa adalah:
·         Akar tinggal beruas-ruas dan berbuku-buku,akar biasa tidak.
·         Di buku-buku akar tinggal terdapat mata kuncup yang ditutup dengan sisik daun dan jika syarat-syarat untuk tumbuh terpenuhi maka mata kuncup ini akan tumbuh menjadi tunas.
-          Pada akar biasa mata kuncup ini tidak ada.
·         Tumbuhnya akar tinggal mendatar
-          Akan biasa tumbuhnya selalu ke bawah atau hampir ke bawah.
·         Akar tinggal terus tumbuh pada ujungnya,bagian-bagian yang sudah tua lapuk dan mati sehingga lama-kelamaan akar tinggal itu berpindah tempatnya.
-          Akar biasa tumbuh terus pada ujungnya,tetapi pangkalnya tidak mati dan apabila pangkalnya itu mati maka akarnyapun akan mati pula.
·         Jika buku-buku akar tinggal sudah bertunas meskipun ruasnya lapuk,tunas tsb akan terus tumbuh melepas dari akar tinggal induknya,karena dari buku-bukunya akan keluar akar dan dengan jalan demikianlah akar tinggal itu berbiak.
-          Akar biasa tidak mungkinberbiak lepas daripada tanaman.
·         Tunas dari akar tinggal dapat timbul di atas tanah dan terus berdaun serta berbunga seperti pada tanaman biasa,contohnya:jahe,sereh,bunga kana (bunga tasbih)
D.      PERBANYAKAN TANAMAN SECARA BUATAN TANPA PERBAIKAN
1.       Merobek
     Merobek adalah salah satu cara perbanyakan dengan jalan memisahkan tanaman anakan dari rumpun atau pol.
     Perbanyakan ini masih banyak mendasarkan kepada cara-cara denagan sedikit sekali cara buatan.
2.       Stek
     Stek adalah potongan batang atau daun yang mempunyai satu mata atau lebih. Salah satu mata tersebut diharapkan dapat membentuk batang. Macam-macam stek adalah:
a.       Stek batang
    Stek batang adalah stek yang terdiri dari potongan batang atau cabang dengan beberapa mata yang masing-masing akan menjadi batang baru,serta stek tadi akan menjadi bahan dari tanaman baru.
Stek batang terbagi menjadi:
·         Stek cabang,
-          Terdiri dari bagian batang atau cabang yang tua tanpa kulit hijau lagi.
-          Misalnya:stek ubi kayu.
·         Stek ranting,
-          Terdiri bagian batang ranting atau ranting yang masih muda,masih mempunyai kulit hijau.
-          Termasuk disni stek sulur.
-          Misalnya:stek ubi jalar,stek lada dan stek sirih.
·         Stek ujung,
-          Terdiri dari ujung batang yang paling muda.
-          Misalnya: stek kangkung.
b.      Stek mata
      Stek mata terdiri dari potongan batang atau cabang dengan 1 atau beberapa mata, dimana setiao mata akan membentuk batang baru dan akar baru. Setelah tanaman baru tumbuh stek akan berangsur membusuk. Hal ini hampir sama dengan beranak.
      Stek mata yang telah bertunas atau tumbuh disebut rayungan atau siwilan. Dan hal ini merupakan stek tunas. Misalnya: tebu
c.       Stek daun
     Stek daun terdiri dari potongan daun dengan satu mata atau lebih. Tiap mata akan membentuk batang dan akar baru. Setelah tumbuh maka stek berangsur membusuk. Hal ini hampir sama dengan beranak. misalnya: cocor bebek (begonia).
     Catatan: stek daun pada tumbuhan the dan coklat yang terdiri dari satu buku dengan satu daun yang utuh atau sepertiga daun, sebenarnya termasuk ke dalam stek mata.
d.      Stek akar
     Stek akar adalah stek yang terdiri dari potongan-potongan akar tinggal dengan satu atau beberapa mata. Misalnya; jahe, dan kunyit
     Untuk mempersiapkan stek harus di perhatikan beberapa hal, yaitu:
Memilih macam stek :
     Tergantung daripada macam tanaman. Pada umunya dapat dikatakan bahwa mata yang muda akan tumbuh lebih baik cepat daripada mata lainnya.
      Sebaiknya
 Dipakai stek yang lebih tua karena akan lebih tahan terhadap kekeringan. Stek tunas pada siwilan telah banyak mendapat bantuan dari pohon induknya pada saat tumbuhnya,tetapi biasanya kematiannya lebih banyak.
Beberapa contoh:
·         Pada tebu,
-          Lebih banyak dipergunakan mata-mata yang lebih muda.
·         Pada ubi kayu,
-          Stek dari batang yang paling bawah hasilnya akan lebih banyak,walaupun tumbuhnya lebih lambat.
·         Pada tumbuhan coniferae
-          Pada tumbuhan coniferae yang tidak dapat bercabang lebih baik dipakai stek ujung.
         Panjang stek:
                Stek yang terlalu panjang tumbuhnya akan lebih lambat,maka dari itu hendaknya stek jangan dibuat terlalu panjang.
  Beberapa contoh:
·         Stek batang perlu mempunyai 1 mata untuk membentuk akar –akar , 1 mata untuk membentuk batang dan 1 mata untuk cadangan.
·         Panjang stek batang pada umumnya 30 cm
·         Stek cabang: 15 cm.
·         Stek ujung: 5 cm.
·         Stek mata: 2 cm.
Pemotongan stek.
           Stek batang dibagian atas dipotong miring untuk menghindarkan pembusukan oleh adanya air hujan. Di bagian bawah dipotong mendatar supaya perakarannya banyak dan merata. Diusahakan pada pemotongannya tidak pecah,yaitu dengan mempergunakan gergaji.
Pada tanaman yang sukar tumbuh sebaiknya dipergunakan:
·         Stek bermartil.
-          Yaitu cabang kecil dirobek dari cabang yang lebih besar,
-          Kulit yang ikut terobek dipotong.
·         Stek bertumit
-          Yaitu cabang kecil dirobek dengan sebagian kayu yang tua ikut dipotong.
            Kebaikan dari stek bermartil dan stek bertumit yaitu didalam bagian yang tebal pada pangkalnya mengandung cadangan makanan dan akan mempercepat keluarnya akar-akar.
Cara penanaman stek:
          Stek biasanya ditanam ke dalam tanah tegak dan sedalam tertentu,sehingga dapat berdiri kuat dan tempat pertumbuhan akar-akar (ujung bawah stek) masih cukup mendapat oksigen.
          Penanaman yang terlalu dalam ujung steknya akan busuk atau mudah dimakan rayap,hingga akar-akar tidak akan tumbuh di tempat ini.
          Ada kalanya stek ditanam miring atau mendatar supaya tunasnya tumbuh tegak. Misalnya: siwilan yang tidak banyak tunasnya di tanam miring ,sedangkan  siwilan banyak tunasnya ditanam mendatar. Stek mata yang belum bertunas dapat ditanam miring atau mendatar.
Perlakuan pada stek:
         Stek ada yang disertai daun supaya dapat berasimilasi dan segera membentuk akar. Keburukannya yaitu penguapan berlangsung terus. Sedangkan akar untuk mengisap air belum ada. Karena itu untuk tanah-tanah yang terbuka sebaiknya dipakai stek tanpa daun.
        Untuk mencegah penguapan,stek sering diberi pelindung atau ujung dari stek diter. Pelindungnya jangan terlalu berat (gelap) sehingga dapat menghindarkan pembusukan.
       Untuk mempercepat dan menyempurnakan keluarnya akar dapat dipakai bermacam-macam zat tumbuh. Misalnya: beta indole asam asetat dan beta indole asam butirat,dengan bermacam-macam nama seperti rhizopon A, R-B, R-C, Rootne.
Cara-cara pemakaian hormone adalah sbb:
·         Cara pasta yang dioleska pada pangkal stek,
-          Misalnya: NAA 0,01 %
·         Cara larutan encer,yaitu pangkal stek sepanjang 2 cm direndam dalam larutan hormone selama beberapa jam supaya hormonenya diserap.
-          Misalnya: NAA 0,0005 %
·         Cara tepung,yaitu tepung bahan aktif dicampur dengan bubuk arang atau kapur atau tepung tanah dengan kadar 0,1 % lalu pangkal stek disentuhkan supaya tepung menempel secukupnya.
·         Cara penyemprotan,yaitu tanaman yang akan di ambil steknya disemprot dengan larutan hormone encer.
-          0,0005%
3.       Melentur (melengkungkan=layerage)
    Dengan melenturkan cabang dari tanaman induk yang dilukai lalu dibumbun dengan tanah. Dari luka yang membujur itu akan berbentuk akar.
    Untuk mempermudah pembentukan akar semua mata atau tunas di atas luka sebaiknya bibuang.
    Setelah cukup banyak akar-akarnya,cabang itu dipotong dan di tanam
    Cara ini baik di lakukan untuk tanaman yang mempunyai cabang teras (tunas lateral) yang banyak tetapi sukar distek,misalnya apel,delima.
4.       Cangkokan
    Salah satu cara yang tertua di Indonesia. Kebaikan dari cangkok yaitu sifat dari tanaman sama benar dengan induknya. Juga bagi tanah yang permukaan air tanahnya tinggi, cangkok masih dapat tumbuh baik karena perakaranya yang dangkal.
Sebaliknya keburukannya adalah:
·         Mencangkok tidak dapat di lakukan secara besar-besaran, karena banyaknya dahan yang dapat di cangkok dari sebatang pohon terbatas.
-          Tidak semua dahan baik untuk di cangkok.
·         Pohon induk bentuknya rusak , produksi banyak berkurang, karena banyak dahan yang baik telah di ambil.
·         Cangkok jarang menjadi pohon yang bagus bentuknya.
·         Kematian pada cangkok pada umumnya banyak.
·         Mencangkok adalah pekerjaan yang banyak memakan waktu.
        Sebagai pohon induk di ambil pohon yang tidak terlampau tua, pohon kuat, sehat, dan produksinya baik. Pohon tua tidak memiliki banyak dahan yang masih muda, sebaliknya pohon yang masih terlalu muda belum cukup lama berbuah dan kita belum dapat mengenal sifat-sifatnya.
Cara mencangkok adalah sebagai berikut:
       Kulit di sekeliling dahan di sayat dan di kupas 2-3 cm lebarnya Hingga bagian kayunya. Lender dan kambiumnya di buangkan. Luka yang telah di buat itu di biarkan 2-3 minggu lamanya, lebih-lebih jika tanaman tadi mengeluarkan getah, seperti pada sawo dan nangka. Setelah getahnya tidak keluar lagi barulah luka tadi di tutup dengan campuran tanah halus dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1, sebagai media cangkok. Media cangkok ini di balut dengan sabut kelapa, daun pisang, plastic, dengan 2 bilah bambu, kemudian diikat erat-erat.
        Karena kulit dahan tadi di buang, tertahanlah di dalamnya penggangkutan bahan-bahan fotosintesa dari atas kebawah. Oleh karena itu kulit dahan yang sebelah atas membengkak. Dari sinilah keluar akar-akar.
        Apabila akar-akar itu sudah mulai kelihatan keluar dari bungkusan, potonglah cangkok itu di bawahnya.
        Waktu terbaik untuk mencangkok yaitu musim hujan, sebab tidak perlu lagi untuk menyiram. Cangkok yang di buat di waktu musim kemarau, harus di beri air se cukupnya, yaitu disiram pagi hari dan sore hari. Seringkali orang menggantungkan kaleng atau bambu yang berisi air di atats bungkusan cangkok yang airnya menetes terus,agar supaya cangkok tetap basah.
      Setelah dipotong biasanya cangkok-cangkok tadi ditanam di tempat yang terlindung,agar akarnya cukup kuat untuk dipindahkan ke kebun. Pemindahan ke tempat penanaman (kebun) sebaiknya dilakukan pada permulaan musim penghujan,yaitu pada saat tanahnya cukup basah dan dapat diharapkan curah hujannya akan terus naik.
     Untuk menghindarkan gangguan rayap,maka sabut pembungkus cangkok harus dibuang terlebih dahulu sebelum cangkok ditanam.
E.       PERBANYAKAN TANAMAN SECARA BUATAN DENGAN PERBAIKAN
1.       Enten  (grafting = menyambung)
Terdapat beberapa cara mengenten yaitu:
a.       Membuat enten celah
                Pohon batang bawah di potong mendatar. Kemudian di belah tegak (pisau di tinggalkan di dalam celah). Jika penampangnya terlalubesar maka batang bawah di potong miring. Kemudian ujungnya di potong mendatar dan di belah.
Ent di potong,
·         Lebih banyak dipergunakan cabang yang kecil dengan 2-3 mata.
·         Ujung atasnya di potong siku-siku, ujung bawahnya di potong berbentuk baji se panjang 3-4 cm,
-          Potongan rata, jangan cekung atau cembung.
·         Batang bawah ent di usahakan besarnya sama,
-          Ent jangan lebih besar dari batang bawahnya, justru boleh lebih kecil.
·         Sebaiknya di pakai ujung batang sebagai ent
-          Alasannya sama dengan stek ujung.
Menempatkan ent,
·         Harus di usahakan supaya cambium dari ent dan batang bawah dapat bertemu sebanyak-banyaknya.
Mengikat ent,
·         Kadang-kadang pengikatan tidak di perlukan, apabila tekanannya sudah keras.
·         Kemudian di tutup dengan malam (wax).
         Beberapa hari sebelum pembuatan ent, cabang-cabang dari batang bawah yang terdapat di bawah tempat sambungan lebih baik di buang, supaya arus getahnya dapat berjalan lebih baik. Dan supaya luka-lukannya sembuh terlebih dahulu.
        Kebaikan dari cara ini yaitu mudah sekali di laksanakan. Keburukannya yaitu bidang-bidang lukannya besar, sehinnga cara ini kurang baik di laksanakan pada tanaman yang sukar sembuh apabila di lukai.
      Pada batang bawah yang pohonnya besar akan dapat di buat 2 buah enten dengan mempergunakan cara ini.
b.      Membuat enten dari sisi.
          Setelah di pangkas batang bawahnya tidak di potong, tetapi pada sisinya di buat torehan, pada bagian yang lurus, licin dan tidak bermata.
         Ent-nya dibentuk baji pada ujung bawahnya. Tetapi bentuk baji ini dibuat sedemikian rupa, sehingga sisi yang satu lebih pendek dari sisi lainnya.
        Dengan cara ini luka-lukanya harus di tutup dengan malam.
        Cara ini biasa dilakukan pada tanaman kina,sihingga sering disebut enten metode kina.
c.       Cara-cara lain
        Beberapa cara lain mengenten yaitu: enten tajuk, enten pelana, enten segitiga, menempel dari sisi, membuat copulasi  (ranting sebagai entnya). Cara-cara ini jarang dilakukan.
2.       Okulasi (budding =menempel)
Terdapat beberapa cara okulasi,yaitu:
a.       Cara forkert yang diubah
       Dekat dengan permukaan tanah,pada batang bawah dibuat 2 buah keratan tegak,panjang keratan 5cm dan lebarnya 1,5 cm. di atasnya dibuat keratan mendatar.
       Pada cabang ent dibuat 2 keratan membujur pada sebelah kiri dan kanan mata,dengan jarak 10-15 mm. lalu pada tempat tsb. Diambil sebagian dari kayunya,dari arah bawah ke atas. Di atas dibuat keratan siku-siku sepanjang 5 cm. kemudian dari belakang kayunya diambil dan diperiksa mata-matanya. Diperoleh “perisai”.
      “lidah” (pita kulit) yang telah dikerat pada batang bawah kemudian ditarik ke atas ke bawah. Lalu perisai diletakkan di bawahnya.
      Mengikat dengan tali plastic (tali raffia)
     Apabila batang bawah mengeluarkan getah,setelah dikerat hendaknya jangan segera ditarik lidahnya. Getah ini dibiarkan keluar dahulu dan dibiarkan kering sebelum dibuka kambiumnya,karena cambium ini sama sekali tidak boleh tertutup oleh getah yang membeku jika akan dibuat banyak okulasi; dapat dilakukan pengeratan 50 batang pohon dahulu,baru disusul pembuatan okulasinya satu per batang.
     Pada cara forkert yang lama, kulit dari batang bawah itu dikerat melalui cambium,sehingga bahaya kerusakan kambiumnya akan besar. Pada cara forkert yang diubah kulit itu ditarik.
      Membuat “enten dengan mata” menyerupai dengan membuat okulasi menurut forkert; perbedaannya adalah karena kayu dari perisai tidak dibuang dan batang bawah tidak dibuang kulitnya,melainkan sebagian dari kayunya.
b.      Okulasi tempelan
      Dibuat keratan lempeng kulit dari batang bawah,lebar 1,5 cm, panjang 3 cm dan diperoleh “jendela”
      Dari cabang ent dikerat lempeng kulit serupa itu atau lebih kecil sedikit yang mempunyai mata di tengahnya. Kemudian ditarik dari kayunya dan diperoleh “perisai”.
      Perisai ini diletakkan pada jendela batang bawah dan di sebelah bawahnya melekat pada tepi kulit.
      Disusul dengan membungkus. Apabila kulit dari batang bawah lebih tebal maka lempeng kulit yang diambil dapat diletakkan lagi di atas perisai; bilamana perlu di tengahnya diberi lubang supaya jangan sampai menekan mata.
c.       Keratan T
       Pada batang bawah dibuat keratan mendatar. Dari tengah keratan ini dibuat tegak kea rah bawah. Ujung-ujung kulit itu dikelupas hati-hati.
       Dari cabang ent diambil kulit yang berbentuk segitiga yang mempunyai mata. Alas mendatar di sebelah atas.
       Perisai diletakkan di bawah kulit batang bawah.
       Dapat pula dipakai dengan cara keratan T terbalik. Cara ini berguna bila terdapat getah-getah yang mengalir melalui cambium.












Beberapa  hal yang perlu diperhatikan dalam membuat okulasi adalah:
·         Pisau okulasi harus tajam sekali
·         Pisau okulasi tidak boleh dipergunakan sebagai pisau cukur
·         Bekerja cepat
·         Cambium jangan dibiarkan terbuka terlalu lama
·         Bidang-bidang luka tidak boleh kotor.
·         Selalu diusahakan supaya cambium melekat baik satu dengan yang lainnya.
-          Tetapi jangan ditekan.
·         Perisai diambil dari cabang-cabang yang tidak terlalu tua atau terlalu muda.
-          Jangan berwarna sawo karena terlalu tua sehingga kulit dengan matanya sukar diambil.
-          Jangan terlalu hiaju karena terlalu muda.
·         Untuk tanaman tertentu cabang ent harus diambil dari wiwilan (cabang orthotrop),misalnya: coklat,kopi,dan randu.
-          Karena sifat-sifat pertumbuhannya akan menurun.
-          Kadang-kadang dipergunakan mata yang telah berupa tunas
·         Pohon batang bawah harus dalam keadaan tumbuh (flush).
Mata-mata liar dari batang bawah jangan dibiarkan bertunas.

No comments:

Post a Comment