PERBANYAKAN
TANAMAN
A.
UMUM
Perbanyakan tanaman
dapat berlangsung 2 cara,yaitu:
·
Secara sexual
(generative/secara kawin)
·
Secara non sexual
(vegetative/secara tidak kawin)
Perbanyakan secara
generative yaitu sebagai hasil dari perkawinan antara 2 individu atau bagian
dari individu yang terpisah,sehingga sifat-sifat dari orang-orang tuanya
bercampur. Misalnya:dengan spora,dengan biji.
Perbanyakan secara generative yaitu
perbanyakan dengan memakai bagian dari tanaman,terbagi menjadi:
·
Perbanyakan tanaman tanpa
perbaikan dengan organ-organ khusus.
·
Perbanyakan tanaman secara
buatan tanpa perbaikan
·
Perbanyakan tanaman secara
buatan dengan perbaikan
Kebaikan –kebaikan dari perbanyakan
secara generative adalah:
·
Paling mudah dan murah
·
Biasanya lebih sehat,produksi
lebih banyak dan hidup lebih lama
·
Memungkinkan adanya
perbaikan-perbaikan lewat persilangan baru.
·
Benihnya lebih mudah disimpan
dan dikirimkan
·
Tanaman mempunyai perakaran
tunggang yang dalam sehingga tahan kekeringan pada musim kemarau dan tahan
rebah.
Kebaikan dari perbanyakan
secara vegetative adalah:
·
Dilaksanakan pada tanaman yang
tidak dapat menghasilkan biji.
·
Sifat dalam yang baik dapat
diturunkan kepada tanaman yang baru.
·
Lebih lekas menghasilkan
·
Lebih murah.
·
Dapat dipakai untuk
menggabungkan sifat-sifat yang baik dari perakaran dan batang dari suatu
tanaman,yaitu dengan okulasi dan enten.
B.
PERBANYAKAN TANAMAN SECARA KAWIN
pada umumnya
turunan generative jarang sekali serupa dengan pohon induknya,hanya sedikit
sekali tanaman yang homozygote. Selain itu turunan generative tumbuhnya
lambat,hingga lambat pula berbuah.
Dalam beberapa hal dapat juga dipertimbangkan
perbanyakan tanaman secara generative,yaitu apabila:
·
Kita menghendaki tanaman yang
kuat dan panjang umurnya,misalnya:
-
Yang berasal dari biji masih
dapat berbuah bagus pada umur 30-40 tahun.
-
Manggis masih lebat buahnya
pada umur 60 tahun.
·
Tanaman itu homozygote,yaitu
turunannya serupa dengan pohon induknya,
-
Misalnya duku,sirsak,jambu
bol,srikaya dan advokat.
-
Pohon advokat yang berasal dari
biji lebih kuat dari pada okulasi,sedangkan berbuahnya hanya 1 tahun lebih
lambat.
·
Tanaman itu apogamic,yaitu
bunganya hanya terdiri dari bakal buah dan kelopak bunga dan tidak bertepung
sari,namun dapat menurunkan turunan fertile (subur),
-
Misalnya: manggis
·
Tanaman itu polyembrional,yaitu
sebuah bijinya mengandung dari satu
lembaga (embrio),acapkali 2 a 3 atau kadang-kadang lebih,misalnya:jeruk,mangga,dan
jambu bol.
-
Karena cadangan makanan yang
tidak cukup untuk beberapa lembaga tadi,maka lembaga hasil persarian akan
tumbuh tidak sempurna
-
Sedangkan lembaga-lembaga
lainnya akan tumbuh subur karena terjadi dari pertumbuhan sel-sel biasa dari
pohon induk,maka dari itu sifatnya sama dengan pohon induk.
-
Ini sama dengan sifat-sifat
pada cangkok,okulasi dan stek
C.
PERBANYAKAN TANAMAN TANPA PERBAIKAN DENGAN ORGAN-ORGAN KHUSUS
1. Stolon atau geragih
Geragih (stolon=flagellum) atau cabang merayap ialah cabang-cabang kecil
dan panjang yang mendatar dan mengeluarkan akar-akar serta tunas-tunas dari
buku-bukunya,sehingga terjadi tanaman baru.
Geragih ada 2 macam:
·
Ada yang di atas tanah,
-
Misalnya:aardbei (fragaria
vesca)
·
Ada yang ada di dalam
tanah,misalnya:
-
Teki (cyperus rotundus)
-
Sisal (agave)
2. Umbi batang
Umbi batang
adalah batang di bawah tanah yang menebal dengan daun-daun berbentuk sisik.
Dalam ketiak daunnya terdapat mata yang dapat tumbuh menjadi tanaman baru.
Misalnya ubi jalar dan kentang.
Umbi batang
berbeda dengan umbi akar,yaitu:bagian-bagian akar yang menebal ,tanpa sisik
atau mata,sehingga tidak dapat dipergunakan untuk memperbanyak tanaman.
Misalnya ubi kayu dan dahlia
Umbi bataaang
dapat dipergunakan seluruhnya atau dapat dipotong-potong dengan satu mata
setiap potongan. Sebelum ditanam potongan-potongan umbi dibiarkan beberapa hari
dulu supaya bidang-bidang luka tertutup dengan lapisan gabus dan supaya umbinya
bertunas terlebih dahulu sehingga resiko karena lamanya di dalam tanah akan
berkurang dan tanaman rata tumbuhnya. Umbi batang dapat disimpan lama.
Untuk bahan
tanaman yang lebih baik dipakai umbi yang sedang besarnya,karena:
·
Umbi yang terlalu kecil kurang
banyak cadangan makanannya.
·
Umbi yang terlalu besar yang
mempunyai cadangan makanan banyak,menyababkan tanaman muda terlambat membentuk
akar sendiri.
3. Bulbus dan suing
Bulbus atau umbi lapis adalah bagian
batang di dalam tanah yang sangat pendek dan mempunyai daun-daun tebal
berbentuk sisik yang berdaging. Pada ujung bawah terdapat akar-akar dan atasnya
tumbuh batang. Di ketiak sisiknya dapat tumbuh umbi-umbi baru yang disebut
bulbulus atau suing.
Contoh:bawang dan gladiol.
Dalam keadaan kering umbi lapis dapat
disimpan lama.
4. Bulbil atau tunas-tunas
biak
Bulbil atau tunas-tunas biak adalah
sebenarnya semacam umbi lapis yang
istimewa,yaitu: tumbuh di atas tanah pada tangkai bunga dan setelah jatuh di
atas tanah keluar akarnya.
Misalnya: agave
Dari satu tanaman dapat dihasilkan
bulbil yang banyak sekali dan dapat dipelihara di persemaian terlebih dahulu.
5. Anakan
Pada tanaman tertentu pada mata yang terdapat di bagian terbawah dari
batang,sering tumbuh tanaman baru dengan akar sendiri. Akhirnya tanaman
baru ini lepas dari induknya. Tanaman baru ini disebut:anakan
Satu kumpulan batang dari anakan-anakan yang berasal dari satu tanaman
induk disebut rumpun (dapur).contohnya: bamboo,tebu dan pisang.
Pada tanaman/tumbuhan kecil kumpulan batang ini disebut anakan pol.
Contohnya: rumput gajah.
Anakan ini dapat ditanam sendiri menjadi tanaman yang baru dan dapat
membentuk anakan lagi. Pembentukan anakan akan berhenti setelah tanaman
tersebut kekurangan tempat.
6. Akar tinggal
Akar tinggal atau rhizome disebut juga akar rimpang atau akar tongkat
Akar tinggal sebenarnya adalah
batang yang umunya panjang,berbentuk tongkat dan berada di dalam tanah seperti
akar. Perbedaan akar tinggal dengan akar biasa adalah:
·
Akar tinggal beruas-ruas dan
berbuku-buku,akar biasa tidak.
·
Di buku-buku akar tinggal terdapat
mata kuncup yang ditutup dengan sisik daun dan jika syarat-syarat untuk tumbuh
terpenuhi maka mata kuncup ini akan tumbuh menjadi tunas.
-
Pada akar biasa mata kuncup ini
tidak ada.
·
Tumbuhnya akar tinggal mendatar
-
Akan biasa tumbuhnya selalu ke
bawah atau hampir ke bawah.
·
Akar tinggal terus tumbuh pada
ujungnya,bagian-bagian yang sudah tua lapuk dan mati sehingga lama-kelamaan
akar tinggal itu berpindah tempatnya.
-
Akar biasa tumbuh terus pada
ujungnya,tetapi pangkalnya tidak mati dan apabila pangkalnya itu mati maka
akarnyapun akan mati pula.
·
Jika buku-buku akar tinggal
sudah bertunas meskipun ruasnya lapuk,tunas tsb akan terus tumbuh melepas dari
akar tinggal induknya,karena dari buku-bukunya akan keluar akar dan dengan
jalan demikianlah akar tinggal itu berbiak.
-
Akar biasa tidak mungkinberbiak
lepas daripada tanaman.
·
Tunas dari akar tinggal dapat
timbul di atas tanah dan terus berdaun serta berbunga seperti pada tanaman
biasa,contohnya:jahe,sereh,bunga kana (bunga tasbih)
D.
PERBANYAKAN TANAMAN SECARA BUATAN TANPA PERBAIKAN
1. Merobek
Merobek adalah salah satu cara perbanyakan dengan jalan memisahkan
tanaman anakan dari rumpun atau pol.
Perbanyakan ini masih banyak mendasarkan kepada cara-cara denagan sedikit
sekali cara buatan.
2. Stek
Stek adalah potongan batang atau daun yang mempunyai satu mata atau
lebih. Salah satu mata tersebut diharapkan dapat membentuk batang. Macam-macam
stek adalah:
a.
Stek batang
Stek batang adalah stek yang terdiri dari potongan batang atau cabang
dengan beberapa mata yang masing-masing akan menjadi batang baru,serta stek
tadi akan menjadi bahan dari tanaman baru.
Stek batang terbagi menjadi:
·
Stek cabang,
-
Terdiri dari bagian batang atau
cabang yang tua tanpa kulit hijau lagi.
-
Misalnya:stek ubi kayu.
·
Stek ranting,
-
Terdiri bagian batang ranting
atau ranting yang masih muda,masih mempunyai kulit hijau.
-
Termasuk disni stek sulur.
-
Misalnya:stek ubi jalar,stek
lada dan stek sirih.
·
Stek ujung,
-
Terdiri dari ujung batang yang
paling muda.
-
Misalnya: stek kangkung.
b.
Stek mata
Stek mata terdiri dari potongan batang atau cabang dengan 1 atau
beberapa mata, dimana setiao mata akan membentuk batang baru dan akar baru.
Setelah tanaman baru tumbuh stek akan berangsur membusuk. Hal ini hampir sama
dengan beranak.
Stek mata yang telah bertunas atau tumbuh disebut rayungan atau siwilan.
Dan hal ini merupakan stek tunas. Misalnya: tebu
c.
Stek daun
Stek daun terdiri dari potongan daun dengan satu mata atau lebih. Tiap
mata akan membentuk batang dan akar baru. Setelah tumbuh maka stek berangsur
membusuk. Hal ini hampir sama dengan beranak. misalnya: cocor bebek (begonia).
Catatan: stek daun pada tumbuhan the dan coklat yang terdiri dari satu
buku dengan satu daun yang utuh atau sepertiga daun, sebenarnya termasuk ke
dalam stek mata.
d.
Stek akar
Stek akar adalah stek yang terdiri dari potongan-potongan akar tinggal
dengan satu atau beberapa mata. Misalnya; jahe, dan kunyit
Untuk mempersiapkan stek harus di perhatikan beberapa hal, yaitu:
Memilih macam stek :
Tergantung daripada macam tanaman. Pada umunya dapat dikatakan bahwa
mata yang muda akan tumbuh lebih baik cepat daripada mata lainnya.
Sebaiknya
Dipakai stek yang lebih tua karena akan lebih
tahan terhadap kekeringan. Stek tunas pada siwilan telah banyak mendapat
bantuan dari pohon induknya pada saat tumbuhnya,tetapi biasanya kematiannya
lebih banyak.
Beberapa contoh:
·
Pada tebu,
-
Lebih banyak dipergunakan
mata-mata yang lebih muda.
·
Pada ubi kayu,
-
Stek dari batang yang paling
bawah hasilnya akan lebih banyak,walaupun tumbuhnya lebih lambat.
·
Pada tumbuhan coniferae
-
Pada tumbuhan coniferae yang
tidak dapat bercabang lebih baik dipakai stek ujung.
Panjang
stek:
Stek yang terlalu panjang tumbuhnya akan lebih lambat,maka dari itu
hendaknya stek jangan dibuat terlalu panjang.
Beberapa contoh:
·
Stek batang perlu mempunyai 1
mata untuk membentuk akar –akar , 1 mata untuk membentuk batang dan 1 mata
untuk cadangan.
·
Panjang stek batang pada
umumnya 30 cm
·
Stek cabang: 15 cm.
·
Stek ujung: 5 cm.
·
Stek mata: 2 cm.
Pemotongan
stek.
Stek batang dibagian atas dipotong miring untuk menghindarkan pembusukan
oleh adanya air hujan. Di bagian bawah dipotong mendatar supaya perakarannya
banyak dan merata. Diusahakan pada pemotongannya tidak pecah,yaitu dengan
mempergunakan gergaji.
Pada tanaman yang sukar tumbuh sebaiknya
dipergunakan:
·
Stek bermartil.
-
Yaitu cabang kecil dirobek dari
cabang yang lebih besar,
-
Kulit yang ikut terobek
dipotong.
·
Stek bertumit
-
Yaitu cabang kecil dirobek
dengan sebagian kayu yang tua ikut dipotong.
Kebaikan dari stek bermartil dan stek bertumit
yaitu didalam bagian yang tebal pada pangkalnya mengandung cadangan makanan dan
akan mempercepat keluarnya akar-akar.
Cara penanaman stek:
Stek biasanya ditanam ke dalam tanah
tegak dan sedalam tertentu,sehingga dapat berdiri kuat dan tempat pertumbuhan
akar-akar (ujung bawah stek) masih cukup mendapat oksigen.
Penanaman yang terlalu dalam ujung
steknya akan busuk atau mudah dimakan rayap,hingga akar-akar tidak akan tumbuh
di tempat ini.
Ada kalanya stek ditanam miring atau
mendatar supaya tunasnya tumbuh tegak. Misalnya: siwilan yang tidak banyak
tunasnya di tanam miring ,sedangkan
siwilan banyak tunasnya ditanam mendatar. Stek mata yang belum bertunas
dapat ditanam miring atau mendatar.
Perlakuan pada
stek:
Stek ada yang disertai daun supaya
dapat berasimilasi dan segera membentuk akar. Keburukannya yaitu penguapan
berlangsung terus. Sedangkan akar untuk mengisap air belum ada. Karena itu
untuk tanah-tanah yang terbuka sebaiknya dipakai stek tanpa daun.
Untuk mencegah penguapan,stek sering
diberi pelindung atau ujung dari stek diter. Pelindungnya jangan terlalu berat
(gelap) sehingga dapat menghindarkan pembusukan.
Untuk mempercepat dan menyempurnakan
keluarnya akar dapat dipakai bermacam-macam zat tumbuh. Misalnya: beta indole
asam asetat dan beta indole asam butirat,dengan bermacam-macam nama seperti
rhizopon A, R-B, R-C, Rootne.
Cara-cara
pemakaian hormone adalah sbb:
·
Cara pasta yang dioleska pada
pangkal stek,
-
Misalnya: NAA 0,01 %
·
Cara larutan encer,yaitu
pangkal stek sepanjang 2 cm direndam dalam larutan hormone selama beberapa jam
supaya hormonenya diserap.
-
Misalnya: NAA 0,0005 %
·
Cara tepung,yaitu tepung bahan
aktif dicampur dengan bubuk arang atau kapur atau tepung tanah dengan kadar 0,1
% lalu pangkal stek disentuhkan supaya tepung menempel secukupnya.
·
Cara penyemprotan,yaitu tanaman
yang akan di ambil steknya disemprot dengan larutan hormone encer.
-
0,0005%
3. Melentur
(melengkungkan=layerage)
Dengan melenturkan cabang dari tanaman induk yang dilukai lalu dibumbun
dengan tanah. Dari luka yang membujur itu akan berbentuk akar.
Untuk mempermudah pembentukan akar semua mata atau tunas di atas luka
sebaiknya bibuang.
Setelah cukup banyak akar-akarnya,cabang itu dipotong dan di tanam
Cara ini baik di lakukan untuk tanaman yang mempunyai cabang teras
(tunas lateral) yang banyak tetapi sukar distek,misalnya apel,delima.
4. Cangkokan
Salah satu cara yang tertua di Indonesia. Kebaikan dari cangkok yaitu
sifat dari tanaman sama benar dengan induknya. Juga bagi tanah yang permukaan
air tanahnya tinggi, cangkok masih dapat tumbuh baik karena perakaranya yang
dangkal.
Sebaliknya keburukannya adalah:
·
Mencangkok tidak dapat di
lakukan secara besar-besaran, karena banyaknya dahan yang dapat di cangkok dari
sebatang pohon terbatas.
-
Tidak semua dahan baik untuk di
cangkok.
·
Pohon induk bentuknya rusak ,
produksi banyak berkurang, karena banyak dahan yang baik telah di ambil.
·
Cangkok jarang menjadi pohon
yang bagus bentuknya.
·
Kematian pada cangkok pada
umumnya banyak.
·
Mencangkok adalah pekerjaan
yang banyak memakan waktu.
Sebagai pohon induk di ambil pohon yang
tidak terlampau tua, pohon kuat, sehat, dan produksinya baik. Pohon tua tidak
memiliki banyak dahan yang masih muda, sebaliknya pohon yang masih terlalu muda
belum cukup lama berbuah dan kita belum dapat mengenal sifat-sifatnya.
Cara mencangkok adalah sebagai
berikut:
Kulit di sekeliling dahan di sayat dan di kupas 2-3 cm lebarnya Hingga
bagian kayunya. Lender dan kambiumnya di buangkan. Luka yang telah di buat itu
di biarkan 2-3 minggu lamanya, lebih-lebih jika tanaman tadi mengeluarkan
getah, seperti pada sawo dan nangka. Setelah getahnya tidak keluar lagi barulah
luka tadi di tutup dengan campuran tanah halus dan pupuk kandang dengan
perbandingan 1:1, sebagai media cangkok. Media cangkok ini di balut dengan
sabut kelapa, daun pisang, plastic, dengan 2 bilah bambu, kemudian diikat
erat-erat.
Karena kulit dahan tadi di buang,
tertahanlah di dalamnya penggangkutan bahan-bahan fotosintesa dari atas
kebawah. Oleh karena itu kulit dahan yang sebelah atas membengkak. Dari sinilah
keluar akar-akar.
Apabila akar-akar itu sudah mulai
kelihatan keluar dari bungkusan, potonglah cangkok itu di bawahnya.
Waktu terbaik untuk mencangkok yaitu
musim hujan, sebab tidak perlu lagi untuk menyiram. Cangkok yang di buat di
waktu musim kemarau, harus di beri air se cukupnya, yaitu disiram pagi hari dan
sore hari. Seringkali orang menggantungkan kaleng atau bambu yang berisi air di
atats bungkusan cangkok yang airnya menetes terus,agar supaya cangkok tetap
basah.
Setelah dipotong biasanya cangkok-cangkok tadi ditanam di tempat yang
terlindung,agar akarnya cukup kuat untuk dipindahkan ke kebun. Pemindahan ke
tempat penanaman (kebun) sebaiknya dilakukan pada permulaan musim
penghujan,yaitu pada saat tanahnya cukup basah dan dapat diharapkan curah
hujannya akan terus naik.
Untuk menghindarkan gangguan rayap,maka sabut pembungkus cangkok harus
dibuang terlebih dahulu sebelum cangkok ditanam.
E.
PERBANYAKAN TANAMAN SECARA BUATAN DENGAN PERBAIKAN
1. Enten (grafting = menyambung)
Terdapat beberapa cara mengenten
yaitu:
a.
Membuat enten celah
Pohon batang
bawah di potong mendatar. Kemudian di belah tegak (pisau di tinggalkan di dalam
celah). Jika penampangnya terlalubesar maka batang bawah di potong miring.
Kemudian ujungnya di potong mendatar dan di belah.
Ent di potong,
·
Lebih banyak dipergunakan
cabang yang kecil dengan 2-3 mata.
·
Ujung atasnya di potong
siku-siku, ujung bawahnya di potong berbentuk baji se panjang 3-4 cm,
-
Potongan rata, jangan cekung
atau cembung.
·
Batang bawah ent di usahakan
besarnya sama,
-
Ent jangan lebih besar dari
batang bawahnya, justru boleh lebih kecil.
·
Sebaiknya di pakai ujung batang
sebagai ent
-
Alasannya sama dengan stek
ujung.
Menempatkan ent,
·
Harus di usahakan supaya
cambium dari ent dan batang bawah dapat bertemu sebanyak-banyaknya.
Mengikat ent,
·
Kadang-kadang pengikatan tidak
di perlukan, apabila tekanannya sudah keras.
·
Kemudian di tutup dengan malam
(wax).
Beberapa hari sebelum pembuatan ent,
cabang-cabang dari batang bawah yang terdapat di bawah tempat sambungan lebih
baik di buang, supaya arus getahnya dapat berjalan lebih baik. Dan supaya
luka-lukannya sembuh terlebih dahulu.
Kebaikan dari cara ini yaitu mudah
sekali di laksanakan. Keburukannya yaitu bidang-bidang lukannya besar, sehinnga
cara ini kurang baik di laksanakan pada tanaman yang sukar sembuh apabila di
lukai.
Pada batang bawah yang pohonnya besar akan dapat di buat 2 buah enten
dengan mempergunakan cara ini.
b. Membuat enten dari sisi.
Setelah di pangkas batang bawahnya
tidak di potong, tetapi pada sisinya di buat torehan, pada bagian yang lurus,
licin dan tidak bermata.
Ent-nya dibentuk baji pada ujung
bawahnya. Tetapi bentuk baji ini dibuat sedemikian rupa, sehingga sisi yang
satu lebih pendek dari sisi lainnya.
Dengan cara ini luka-lukanya harus di
tutup dengan malam.
Cara ini biasa dilakukan pada tanaman
kina,sihingga sering disebut enten metode kina.
c. Cara-cara lain
Beberapa cara lain mengenten yaitu:
enten tajuk, enten pelana, enten segitiga, menempel dari sisi, membuat
copulasi (ranting sebagai entnya).
Cara-cara ini jarang dilakukan.
2. Okulasi (budding
=menempel)
Terdapat beberapa cara okulasi,yaitu:
a.
Cara forkert yang diubah
Dekat dengan permukaan tanah,pada batang bawah dibuat 2 buah keratan
tegak,panjang keratan 5cm dan lebarnya 1,5 cm. di atasnya dibuat keratan
mendatar.
Pada cabang ent dibuat 2 keratan membujur pada sebelah kiri dan kanan
mata,dengan jarak 10-15 mm. lalu pada tempat tsb. Diambil sebagian dari kayunya,dari
arah bawah ke atas. Di atas dibuat keratan siku-siku sepanjang 5 cm. kemudian
dari belakang kayunya diambil dan diperiksa mata-matanya. Diperoleh “perisai”.
“lidah” (pita kulit) yang telah dikerat pada batang bawah kemudian
ditarik ke atas ke bawah. Lalu perisai diletakkan di bawahnya.
Mengikat dengan tali plastic (tali raffia)
Apabila batang bawah mengeluarkan getah,setelah dikerat hendaknya jangan
segera ditarik lidahnya. Getah ini dibiarkan keluar dahulu dan dibiarkan kering
sebelum dibuka kambiumnya,karena cambium ini sama sekali tidak boleh tertutup
oleh getah yang membeku jika akan dibuat banyak okulasi; dapat dilakukan
pengeratan 50 batang pohon dahulu,baru disusul pembuatan okulasinya satu per
batang.
Pada cara forkert yang lama, kulit dari batang bawah itu dikerat melalui
cambium,sehingga bahaya kerusakan kambiumnya akan besar. Pada cara forkert yang
diubah kulit itu ditarik.
Membuat “enten dengan mata” menyerupai dengan membuat okulasi menurut
forkert; perbedaannya adalah karena kayu dari perisai tidak dibuang dan batang
bawah tidak dibuang kulitnya,melainkan sebagian dari kayunya.
b.
Okulasi tempelan
Dibuat keratan lempeng kulit dari batang bawah,lebar 1,5 cm, panjang 3
cm dan diperoleh “jendela”
Dari cabang ent dikerat lempeng kulit serupa itu atau lebih kecil
sedikit yang mempunyai mata di tengahnya. Kemudian ditarik dari kayunya dan
diperoleh “perisai”.
Perisai ini diletakkan pada jendela batang bawah dan di sebelah bawahnya
melekat pada tepi kulit.
Disusul dengan membungkus. Apabila kulit dari batang bawah lebih tebal
maka lempeng kulit yang diambil dapat diletakkan lagi di atas perisai; bilamana
perlu di tengahnya diberi lubang supaya jangan sampai menekan mata.
c.
Keratan T
Pada batang bawah dibuat
keratan mendatar. Dari tengah keratan ini dibuat tegak kea rah bawah.
Ujung-ujung kulit itu dikelupas hati-hati.
Dari cabang ent diambil kulit yang berbentuk segitiga yang mempunyai
mata. Alas mendatar di sebelah atas.
Perisai diletakkan di bawah
kulit batang bawah.
Dapat pula dipakai dengan cara keratan T terbalik. Cara ini berguna bila
terdapat getah-getah yang mengalir melalui cambium.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat
okulasi adalah:
·
Pisau okulasi harus tajam
sekali
·
Pisau okulasi tidak boleh
dipergunakan sebagai pisau cukur
·
Bekerja cepat
·
Cambium jangan dibiarkan
terbuka terlalu lama
·
Bidang-bidang luka tidak boleh
kotor.
·
Selalu diusahakan supaya
cambium melekat baik satu dengan yang lainnya.
-
Tetapi jangan ditekan.
·
Perisai diambil dari
cabang-cabang yang tidak terlalu tua atau terlalu muda.
-
Jangan berwarna sawo karena
terlalu tua sehingga kulit dengan matanya sukar diambil.
-
Jangan terlalu hiaju karena
terlalu muda.
·
Untuk tanaman tertentu cabang
ent harus diambil dari wiwilan (cabang orthotrop),misalnya: coklat,kopi,dan
randu.
-
Karena sifat-sifat
pertumbuhannya akan menurun.
-
Kadang-kadang dipergunakan mata
yang telah berupa tunas
·
Pohon batang bawah harus dalam
keadaan tumbuh (flush).
Mata-mata liar dari batang bawah jangan
dibiarkan bertunas.
No comments:
Post a Comment